APA ITU GORDING DALAM DUNIA KONSTRUKSI

Sebelum memulai membangun rumah idaman, ada baiknya Anda mengetahui material apa saja yang diperlukan dalam pembuatan atap rumah. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa atap rumah memiliki peranan sangat penting dalam setiap bangunan. Namun, sudahkah Anda mengetahui material apa saja yang ada di dalamnya untuk pembuatan sebuah atap rumah?

Material atap rumah terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Dalam membentuk rangka atap yang kuat untuk melindungi sang penghuni dari berbagai perubahan cuaca di luar.
 

Pengertian Gording

Gording memiliki fungsi untuk menahan beban dari atap dan membuat atap tetap berdiri dengan kokoh. Ada tiga jenis beban yang ditahan oleh gording antara lain beban atap, beban hidup, beban mati, dan beban angin. Terletak di atas kuda-kuda kayu, gording sendiri sering juga disebut sebagai purlin atau purling. Melihat fungsinya, gording harus terbuat dari bahan atau material yang berkualitas agar rumah bisa bertahan dalam jangka waktu lama.

Biasanya, struktur gording akan disambungkan dengan struktur usuk yang dipasang secara vertikal pada bagian struktur sisi miring atap. Dalam bahasa Inggris, usuk dikenal dengan istilah rafter.

Nantinya, bagian gording dan usuk akan menjadi struktur yang dibebani dengan material penutup atap (beban mati). Selain itu, ia juga akan menerima beban-beban lain seperti terpaan angin, volume air hujan, ataupun jenis beban hidup lainnya. Beban-beban tersebut kemudian disalurkan kedua bagian struktur ini ke struktur yang menopang bagian atap secara keseluruhan.

Umumnya untuk pembuatan rumah, struktur gording maupun usuk menggunakan material kayu sebagai bahan utamanya, namun seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan kayu mulai ditinggalkan. Saat ini baja ringan menjadi opsi terbaik, karena lebih tahan lama terhadap beberapa cuaca dan anti rayap.

Gording baja ringan bisa disambung dengan trekstang yang fungsinya untuk mencegah terjadinya masalah pergeseran. Trekstang merupakan batang besi polos yang kedua ujungnya memiliki ulir dan baut yang berfungsi sebagai pengatur jarak antar gording. Itulah mengapa trekstang memiliki desain yang mudah digeser, baik diperpendek maupun diperpanjang sesuai dengan perencanaan. Jadi, fungsi dari gording adalah sebagai tempat ikatan bagi usuk dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Struktur Bangunan Bentang Lebar

Jenis Material untuk Gording

Gording dapat dianggap sebagai unsur tak terpisahkan dalam konstruksi atap suatu bangunan. Saat memilih jenis bahan gording, penting untuk mempertimbangkan faktor ketahanan, mengingat peran krusialnya dalam menopang beban berat atap dan beban tambahan lainnya.

Di Indonesia, struktur gording umumnya menggunakan dua jenis bahan, yaitu kayu dan baja ringan. Setiap bahan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari yang lain. Berikut penjelasan masing-masing material:

Material Kayu

Sumber: Google

Kayu merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan struktur gording pada bangunan rumah di Indonesia. Penggunaan kayu  juga umum digunakan untuk keperluan pembuatan struktur-struktur atap lainnya. Pemilihan materi struktur atap sebagian besar akan diseragamkan peruntukannya. Jika memilih material kayu, maka semua struktur akan menggunakan material kayu pula.

Namun seringkali material kayu yang digunakan memiliki kemungkinan besar terkena serangan rayap yang mengakibatkan rangka menjadi mudah lapuk dan keropos. Untuk memastikan bahwa sirkulasi udara tetap lancar perlu ada ventilasi. 

Pastikan juga untuk membuat kayu tetap terjaga dari kondisi lembab, karena di kondisi lembab ia dapat menyebabkan struktur melorot. Hal ini dikarenakan beban yang ada pada kayu bertambah dengan adanya kandungan air. Selain itu, aspek yang perlu diperhatikan juga adalah material ini bisa membusuk.

Material Baja Ringan

Sumber: Google

Selain kayu, baja ringan juga dapat menjadi alternatif material untuk pembuatan gording. Baja ringan memiliki bobot yang ringan, kekokohan, dan dimensi yang relatif seragam antar unit. Baja ringan dapat mengalami perluasan saat suhu tinggi dan kontraksi pada suhu rendah, namun fluktuasi ini biasanya berada dalam batas wajar. 

Meskipun terbuat dari baja ringan, gording yang menggunakan material ini memiliki lapisan tipis, memungkinkan pemasangan paku atau baut dengan relatif mudah tanpa perlu usaha berlebihan. Fleksibilitas material ini memungkinkan bentuk penekukan, penggulungan, atau penekanan sesuai kebutuhan.

Untuk meningkatkan daya tahan terhadap korosi, penggunaan cat pelapis pada gording baja ringan dapat memperpanjang umur pakainya, terutama jika ditempatkan di area terbuka atau yang cenderung lembab. Baja ringan yang mengandung aluminium dan seng diklaim memiliki kekuatan yang tinggi untuk menahan beban di atasnya. Jenis-jenis baja ringan umum yang digunakan untuk gording meliputi Reng, Truss, dan variasi lainnya.

Jarak Antar Gording

Penting untuk memperhatikan jarak optimal saat menginstal gording di rumah Anda. Idealnya, jarak antar gording sebaiknya berada dalam kisaran sekitar 150 cm. Namun, jika Anda menggunakan genteng metal, disarankan untuk meningkatkan jarak antar purlin agar lebih efisien. Ukuran purlin dapat bervariasi, dan setiap rumah memiliki kebutuhan yang berbeda. Pastikan untuk memilih ukuran purlin yang sesuai dengan karakteristik rumah Anda.

Ukuran Gording

Menurut ilmutekniksipil.com, ukuran purlin kayu umumnya adalah lebar 10 cm, tinggi 12 cm, dan panjang 4 cm. Sementara itu, untuk purlin baja ringan, ukurannya biasanya adalah tebal 2,5 mm, tinggi 12 cm, dan panjang 12 cm. Selain itu, perlu diingat bahwa bahan yang digunakan untuk membuat purlin juga dapat mempengaruhi ukuran yang disarankan. Memahami pedoman ini dapat membantu memastikan pemasangan gording yang stabil dan sesuai dengan struktur rumah Anda.

Baca juga: Kenali Struktur Rangka Atap Baja Ringan, Rahasia Atap Kokoh!

Jenis-Jenis Tipe Gording Kayu

Gording kayu memiliki beberapa tipe yang dapat diklasifikasikan berdasarkan penempatannya dalam rangka atap. Tiga tipe utama yang dimaksud adalah plate, principal, dan common.

Principal atau Gording Utama

Tipe pertama yakni principal atau gording utama disebut sebagai gording samping. Dipasang dengan dukungan dari kasau utama. Gording ini menopang kasau-kasau umum yang lebih kecil, terjepit di antara kasau utama di bagian bawah dan ditindih oleh kasau-kasau umum di bagian atas.

Plate

Tipe kedua yakni plate, juga dikenal sebagai under purlin, memiliki permukaan kayu yang lebar dan diletakkan secara horizontal di struktur sisi miring atap sebagai penopang untuk menopang bentang tengah kasau. Ukuran struktur ini cenderung lebih panjang dibandingkan dengan struktur kasaunya.

Common

Tipe ketiga, common, juga dikenal sebagai major rafter minor purlin system, diletakkan di atas kasau utama dan berfungsi sebagai struktur penopang untuk lapisan selubung atap yang dipasang secara vertikal. Model struktur ini umumnya digunakan di Amerika Utara sebagai pengganti genteng atau atap lainnya. Dengan demikian, penjelasan di atas merupakan rangkuman dari pembahasan mengenai berbagai tipe gording, struktur atap yang panjang dan diletakkan secara horizontal pada sisi miring bersama dengan struktur usuk (rafter).

Kesimpulan

Gording memiliki peran vital dalam menopang beban atap dan berbagai beban tambahan lainnya. Artikel membahas jenis-jenis tipe gording kayu, seperti plate, principal, dan common.

Terdapat dua jenis material umum untuk pembuatan gording, yaitu kayu dan baja ringan. Kayu umum digunakan, tetapi sering rentan terhadap serangan rayap dan kondisi lembab. Sebagai alternatif, baja ringan dipilih karena daya tahan yang lebih baik terhadap cuaca dan anti rayap.

Untuk Anda yang sedang mencari material baja ringan sebagai material untuk membuat gording bagi rumah Anda? Cek berbagai produk rangka BLKP yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Baja ringan berkualitas yang sudah melalui berbagai uji teknis dan ber-SNI. Tertarik untuk membeli? Silahkan hubungi Team BLKP.