Tembok atau dinding memiliki tiga fungsi utama yang cukup penting pada sebuah bangunan diantaranya ialah sebagai partisi atau pembatas antar ruangan, tembok juga dapat sebagai pelindung atau penutup dari dunia luar terhadap kehidupan di dalam rumah yang bersifat rahasia (privacy), serta memikul beban berat di atasnya.
Tak jarang, masalah sering menimpa tembok rumah, seperti misalnya muncul retakan. Penting bagi setiap pemilik atau tukang bangunan untuk memahami berbagai jenis retakan yang sering muncul pada tembok. Walaupun tidak semua retakan bersifat berbahaya, namun retakan pada struktur bangunan dapat menjadi isyarat adanya masalah yang perlu segera diidentifikasi dan ditangani. Dalam artikel ini, BLKP akan membahas secara rinci jenis-jenis retakan yang umum terjadi, penyebab munculnya retakan tersebut, serta cara mencegah dan mengatasinya.
Dengan memahami karakteristik setiap jenis retakan, pembaca akan dapat mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan untuk menjaga integritas dan keamanan bangunan mereka. Langsung saja kita eksplorasi masalah retakan pada tembok dan bagaimana cara menghadapinya.
Secara umum, retakan pada tembok atau dinding dibagi menjadi tiga jenis yaitu retakan tarik, retakan tekan dan retakan susut. Ketiga jenis retakan ini mempunyai karakteristik yang beda-beda dan tentunya memerlukan pembenahan yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis-jenis retakan pada tembok berdasarkan karakternya masing-masing:
Sumber: Google
Retakan tarik sering juga disebut dengan retakan vertikal. Penyebab terjadinya retakan tarik atau vertikal karena adanya penyusutan permukaan di dalam tanah. Penyusutan ini dapat menarik bangunan yang berada di atasnya yang dapat mempengaruhi munculnya pergeseran bangunan struktural. Retakan tarik bisa terjadi pada bangunan yang terletak dimanapun, entah itu yang berdiri di atas kontur tanah yang condong bergerak atau rata.
Faktor penyebab dari retakan tarik atau retakan vertikal adalah proses pemadatan yang tidak merata, erosi tanah yang terjadi di bagian bawah pondasi, beban pada tembok yang kurang merata dan terjadinya gempa dalam skala ringan.
Umumnya retakan tarik atau retakan vertikal berbentuk memanjang vertikal dari atas ke bawah. Penyebab lainnya adalah kerusakan vertikal pada dinding adalah adanya material yang kaku atau dinding yang terlalu berongga. Hal tersebut timbul karena adonan material menggunakan campuran semen dalam jumlah besar. Maka dari itu, tidak heran apabila dinding retak vertikal sering terjadi.
Sumber: Google
Retakan tekan biasa terjadi karena beban yang diterima oleh tembok sangat berat, beban tersebut bisa berasal dari bagian atas bangunan atau bahkan dari bawah suatu bangunan. Bangunan yang sering tertimpa retakan tekan adalah bangunan berlantai lebih dari satu. Beban berat yang diterima oleh tembok ini bisa terjadi karena gagalnya kolom ringbalk saat menyalurkan beban.
Namun jika retakan tekan karena kolom ringbalk yang tidak mampu menyalurkan beban dengan baik, bisa Anda atasi dengan menambahkan jumlah kolom ringbalk. Jenis retakan tembok seperti ini wajib Anda lakukan perbaikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kabar baiknya, retakan tekan jarang terjadi pada dinding hunian atau tempat tinggal. Retak tekan seringkali terjadi karena pengerjaan dinding yang tidak teliti dan tidak rapi. Karena hal tersebut, penting untuk Anda memastikan dinding dibangun dengan baik agar dapat terhindar dari retak tekan.
Sumber: Google
Retak non-struktur disebut sebagai retakan rambut karena tingkat retaknya sangat halus dan tipis yang serupa dengan helaian rambut. Umumnya, retakan rambut ini tidak membahayakan bangunan, hanya saja jika Anda biarkan begitu saja tentunya akan mengganggu keindahan dari tembok bangunan tersebut.
Ciri-ciri dari retakan non-struktur seperti adanya garis-garis lembut yang bentuknya tidak beraturan pada permukaan tembok. Terdapat 3 jenis retakan non-struktur yaitu retakan shrinkage, retakan map cracking, dan retakan crazing, berikut penjelasannya:
Retakan susut adalah salah satu jenis retakan yang tidak mempengaruhi struktural bangunan. Oleh karena itu, tembok retak yang masuk ke dalam kategori retakan susut jauh lebih mudah untuk diperbaiki dan tentunya tidak membutuhkan biaya perbaikan yang sangat besar.
Retakan susut terdiri dari dua jenis yaitu retak susut plastik dan retak susut kering. Retak susut plastik terjadi karena adanya persinggungan antara material yang berbeda. Sedangkan retak susut kering terjadi karena tingginya kandungan semen dan plester yang terlalu tebal pada tembok.
Retakan map cracking merupakan salah satu retakan non-struktur yang terjadi karena penggunaan adukan semen yang terlalu banyak dan adukan plesteran yang dibiarkan mengering.
Ciri-ciri dari retakan map cracking adalah sebagai berikut:
Bentuk retakannya memiliki bentuk yang menyamai dengan peta.
Retakannya membentuk sebuah pola heksagonal dengan jarak hingga 200 mm.
Struktur retakan map cracking cenderung lebih dalam ukurannya dan bersambung.
Retakan crazing merupakan retakan non-struktur yang terjadi karena pembuatan plesteran yang ditambal terlalu banyak. Retakan ini juga disebabkan karena penggunaan pasir yang masih terlihat kotor atau masih memuat butiran-butiran halus.
Retakan crazing dapat ditanggulangi dengan melenyapkan retakannya, lalu tutup dengan dempul. Ciri-ciri retakan crazing adalah sebagai berikut:
Pola retakannya membentuk jaringan-jaringan yang halus, rata, dan tidak bersambung.
Bentuk retakannya membentuk pola heksagonal dimana jarak retaknya antara 5 sampai dengan 75 mm.
Umumnya, retakan crazing terjadi selang beberapa jam setelah plesteran diterapkan.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Lisplang, Jenis, dan Manfaatnya Dalam Konstruksi
Retakan tembok bukan hanya mengganggu tampilan estetika rumah, tetapi juga akan mempengaruhi kondisi struktural bangunan. Hal ini tentu akan berdampak pada kekokohan bangunan, yang pada situasi terburuk tembok bisa membuatnya roboh. Selain itu, keretakan yang parah juga menjadi peluang munculnya sarang serangga kecil seperti, semut.
Kondisi tanah yang terus menurun dikarenakan pondasi bangunan berada di tekstur tanah basah yang tidak terlalu kokoh untuk mendirikan sebuah pondasi karena sifat tanahnya yang lunak, hal ini seperti tanah bekas sawah atau rawa yang membuat bangunan menjadi lebih mudah retak dan mudah goyah.
Acian merupakan proses terakhir dalam menutup tembok atau dinding agar terlihat rapi. Namun, keretakan dinding dapat terjadi apabila proses pengacian kurang tepat, seperti penggunaan bahan yang tidak sesuai atau kurang kesabaran tukang. Untuk mencegah retakan, pastikan tembok benar-benar kering, lakukan pengacian dengan hati-hati, dan hindari material seperti kayu dan plastik. Dengan langkah-langkah ini, hasil akhirnya tidak hanya rapi, tetapi juga tahan terhadap retakan.
Pilih material dinding berkualitas tinggi, seperti batu bata merah, untuk mencegah retakan. Batu bata merah lebih tahan terhadap retakan dibandingkan bahan seperti bata hebel. Hindari penggunaan kayu untuk kusen rumah, karena kayu cenderung memuai dan mengalami pelapukan, yang dapat menyebabkan retakan pada dinding dan sekitarnya.
Banyak pemilik rumah melakukan renovasi dari satu tingkat menjadi dua tingkat tanpa perhitungan yang cermat. Hal ini dapat berdampak pada beban tembok dan tanah di bawahnya, menyebabkan keretakan pada tembok yang memang tidak dirancang untuk menanggung beban dua bangunan dan mengancam stabilitas keseluruhan struktur bangunan.
Retakan pada dinding juga bisa disebabkan oleh kebocoran pipa air yang tertanam di sela tembok. Keretakan ini sering terjadi karena celah pemasangan pipa tidak mencapai batas batu bata. Akibatnya, celah tersebut dapat menimbulkan retakan sepanjang jalur pipa dan merusak integritas dinding.
Baca juga: Apa itu Ring Balk & Jenis-Jenisnya Dalam Konstruksi Bangunan
Itulah jenis-jenis retakan pada tembok bangunan yang wajib dan perlu Anda ketahui beserta penyebab umum yang membuat tembok lebih mudah retak. Dengan mengetahui jenis-jenis retakan tersebut, diharapkan Anda dapat mengenali lebih jauh dan tidak kaget ketika terjadi masalah tersebut pada bangunan rumah Anda.
Bagi Anda yang ingin memperkuat bangunan Anda dengan rangka partisi yang terbuat dari bahan baku baja ringan, Anda bisa mempercayakannya pada produk metal stud and track dari BLKP. Dimana produk partitioning dari BLKP ini, memiliki nilai fungsionalitas lebih baik dibandingkan dengan rangka partisi lainnya. Hubungi Tim BLKP untuk informasi lebih lanjut.