Dalam industri metal, khususnya pada produk-produk seperti genteng, spandek, dan baja ringan, seringkali kita dihadapkan pada istilah-istilah teknis seperti BMT, TCT, dan TCC. Ketiga istilah ini berkaitan erat dengan ketebalan material, yang memiliki pengaruh signifikan terutama dalam penetapan harga dan spesifikasi proyek konstruksi. Untuk lebih memahami perbedaan dan penggunaan ketiga istilah ini, mari kita telaah secara rinci:
BMT (Base Metal Thickness) adalah istilah yang merujuk pada ketebalan dasar baja sebelum dilapisi dengan unsur seperti aluminium, resin, dan warna. Dalam konteks besi, BMT mengukur ketebalan baja tanpa memperhitungkan pelapis tambahan, warna, atau elemen lainnya. Penting untuk dicatat bahwa BMT merupakan parameter kunci dalam berbagai industri, termasuk konstruksi, manufaktur, dan rekayasa, karena memiliki dampak signifikan pada kekuatan struktural dan kinerja material.
Proses pembuatan BMT melibatkan pengukuran ketebalan base metal pada suatu material tanpa mempertimbangkan pelapis tambahan. Misalnya, pada besi, BMT digunakan untuk mengukur substrat baja sebelum lapisan logam atau cat diterapkan. Keakuratan pengukuran BMT ini menjadi krusial dalam menentukan kekuatan dan kinerja material tersebut.
Dalam industri konstruksi, pemahaman yang baik tentang BMT sangat diperlukan sebelum memulai proyek. Ketebalan dasar baja ini dapat memengaruhi struktur dan daya tahan suatu bahan terhadap berbagai beban atau tekanan. Oleh karena itu, pemilihan material dengan BMT yang sesuai sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keamanan proyek konstruksi.
Pada akhirnya, BMT menjadi panduan yang tak tergantikan dalam menilai karakteristik material dan merancang struktur yang kokoh. Dengan pemahaman yang mendalam tentang BMT, para profesional konstruksi dapat membuat keputusan yang tepat terkait pemilihan bahan dan memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek mereka.
Baca juga: TCT vs BMT : Pengertian, Perbandingan, dan Cara Mengukurnya
Sumber: Google
TCT (Total Coating Thickness) adalah singkatan dari Total Coating Thickness, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketebalan baja setelah dilapisi dengan pelapisan (umumnya menambahkan 0.02 - 0.03 mm) dari BMT. Sebagai contoh, jika BMT suatu material memiliki ketebalan 0.25 mm, ketebalan setelah dilapisi (TCT) akan menjadi 0.27 - 0.28 mm.
Total Coating Thickness (TCT) memiliki peran krusial dalam pengukuran industri pelapisan dan perlindungan permukaan logam. Konsep ini mengacu pada ketebalan keseluruhan dari semua lapisan pelapis yang diterapkan pada permukaan suatu benda atau substrat, biasanya logam. Penting untuk dicatat bahwa TCT mencakup baik base metal thickness (BMT) maupun lapisan pelapis tambahan.
Proses pembuatan TCT melibatkan pengukuran ketebalan base metal dan lapisan pelapis tambahan pada permukaan material. Pada besi, lapisan tambahan ini dapat berupa seng atau aluminium, yang ditambahkan untuk melindungi besi dari korosi. Pemahaman yang baik tentang TCT menjadi kunci dalam mengevaluasi ketahanan material terhadap kondisi lingkungan dan menentukan tingkat perlindungan yang dibutuhkan.
Dalam dunia industri, pemahaman yang mendalam tentang TCT membantu para profesional untuk membuat keputusan yang tepat terkait pemilihan material dan proses pelapisan yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi proyek. Oleh karena itu, TCT bukan hanya sekadar istilah teknis, melainkan konsep yang mendasar untuk memastikan kualitas dan performa optimal dari material logam dalam berbagai aplikasi.
TCC (Total Coating Color) merupakan singkatan dari Total Coating Color, suatu istilah yang merujuk pada ketebalan baja setelah dilapisi dengan lapisan pelapis dan warna (biasanya menambahkan 0.01 - 0.02 mm) dari TCT. Sebagai contoh, jika BMT suatu material memiliki ketebalan 0.25 mm, ketebalan setelah dilapisi dengan warna (TCC) akan menjadi 0.28 - 0.29 mm.
Penting untuk dipahami bahwa TCC melibatkan kedua komponen utama, yakni ketebalan base metal dan tambahan lapisan pelapis serta warna. Ini menciptakan dimensi tambahan yang perlu diperhitungkan dalam proses perancangan dan konstruksi.
Di pasaran Indonesia, umumnya terjadi penambahan ketebalan sekitar 0.05 mm dari BMT ketika suatu material dijual. Meskipun di pasar retail hal ini mungkin tidak menjadi masalah, namun dapat menjadi isu serius dalam proyek-proyek yang memiliki spesifikasi bahan yang ketat.
Pada level proyek konstruksi, ketepatan dalam mencapai ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi menjadi krusial. TCC yang lebih tebal dari yang diizinkan dapat mempengaruhi berbagai aspek, termasuk berat struktural dan integrasi material dengan komponen lain. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap TCC adalah kunci dalam memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan oleh proyek konstruksi.
Baca juga: Ukuran Besi Hollow, Harga, dan Pengaplikasiannya yang Wajib Kamu Baca!
Dalam industri metal seperti genteng, spandek, dan baja ringan, istilah teknis kunci seperti BMT, TCT, dan TCC memainkan peran vital dalam menentukan kualitas dan spesifikasi material. BMT (Base Metal Thickness) mengukur ketebalan dasar baja, mempengaruhi kekuatan struktural dan kinerja material, penting dalam pemilihan material konstruksi.
Untuk proyek konstruksi yang sukses dan berkualitas, pilihlah baja ringan dengan ketebalan yang sesuai. Temukan solusi terbaik untuk kebutuhan material Anda bersama BLKP. Dapatkan baja ringan berkualitas di sini dan pastikan keamanan serta kekokohan struktur bangunan Anda. Hubungi Tim BLKP untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan.