Untitled design (3).png

APA ITU KAYU ALBASIA? INI DEFINISI DAN FUNGSINYA DI KONSTRUKSI

Saat ini, kebutuhan akan material bahan bangunan yang ramah lingkungan semakin meningkat. Masyarakat mulai mencari material alternatif selain kayu keras konvensional yang saat ini harganya semakin meningkat dan ketersediaannya semakin terbatas. Salah satu material yang sedang diunggulkan dewasa ini adalah kayu albasia.

 

Namun, sebenarnya apa itu kayu albasia? Mengapa tipe kayu ini semakin diminati? BLKP akan mengulas serba-serbi tentang kayu albasia dalam artikel ini. Simak sampai habis, ya!

 

Baca juga: MENGENAL JENIS SAMBUNGAN KAYU, PENGUAT STRUKTUR RUMAH

 

Apa itu Kayu Albasia

Sumber: Brighton

 

Kayu albasia merupakan kayu yang berasal dari pohon albasia (Albizia chinensis). Pohon ini termasuk dalam famili Fabaceae dan merupakan tanaman asli daerah tropis dan subtropis Asia dan Pasifik.

 

Albasia dikenal sebagai salah satu pohon dengan pertumbuhan yang tercepat di dunia, mampu mencapai ketinggian puluhan meter hanya dalam beberapa tahun. Oleh karena itulah, pohon ini memiliki harga yang relatif yang lebih murah dan merupakan sumber kayu yang berkelanjutan.

 

Secara teknis, kayu Albasia digolongkan ke dalam kayu dengan kelas kuat III-IV dan kelas awet III-IV. Artinya, kayu ini memiliki tingkat kekuatan dan keawetan yang tergolong sedang. Kelas kuat III-IV menunjukkan bahwa kayu ini cukup kuat untuk menahan beban tertentu, namun tidak direkomendasikan untuk konstruksi berat yang menuntut daya tahan struktural sangat tinggi.

 

Karakteristik Kayu Albasia

Sumber: Gallery Parquet

 

Memahami karakteristik fisik suatu jenis kayu adalah langkah fundamental sebelum memutuskan untuk menggunakannya, baik untuk furnitur maupun konstruksi. Kayu Albasia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari jenis kayu lain. Mengenali sifat-sifat ini akan membantu Anda memaksimalkan potensi penggunaannya.

 

1. Serat dan Warna yang Indah

Salah satu daya tarik visual kayu Albasia terletak pada warna dan seratnya. Umumnya, kayu gubal (bagian luar) Albasia berwarna putih kekuningan hingga coklat muda yang cerah. Sementara itu, kayu terasnya (bagian dalam) bisa berwarna sedikit lebih gelap, terkadang dengan nuansa coklat kemerahan gading. 

 

Serat kayunya cenderung lurus dan terkadang sedikit berpadu, memberikan tampilan yang bersih dan modern. Meskipun warnanya tidak segelap atau sekaya kayu Jati atau Merbau, keindahan alami Albasia tetap menawan dan cocok untuk berbagai gaya desain, terutama yang mengedepankan kesan terang dan minimalis.

 

2. Tekstur yang Kasar

Berbeda dengan beberapa kayu keras yang memiliki permukaan halus alami, kayu Albasia memiliki tekstur permukaan yang cenderung agak kasar jika diraba sebelum diolah. Tingkat kekasarannya sering dibandingkan dengan kayu Keruing. 

 

Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil akhir yang mulus dan licin, kayu Albasia memerlukan proses finishing yang baik, seperti pengamplasan yang cermat dan aplikasi pelapis (coating) seperti pernis atau cat. Setelah melalui proses finishing yang tepat, permukaan kayu Albasia dapat tampak mengkilap dan halus, membuatnya sangat cocok untuk aplikasi furnitur dan elemen interior lainnya yang membutuhkan sentuhan akhir berkualitas.

 

Baca juga: KUSEN BAJA RINGAN VS KUSEN KAYU, LEBIH KUAT MANA?

 

Kegunaan Kayu Albasia

Sumber: Paku Tembak

 

Berkat karakteristiknya yang unik dan ketersediaannya yang melimpah, kayu Albasia memiliki spektrum penggunaan yang sangat luas di berbagai industri. Sifatnya yang multifungsi menjadikannya pilihan ekonomis untuk berbagai kebutuhan.

 

1. Bahan Baku Perabotan

Meskipun bukan pilihan utama untuk furnitur mewah kelas atas yang menonjolkan kekuatan dan keawetan ekstrem, Albasia sangat populer untuk pembuatan perabotan rumah tangga kelas menengah. 

 

Bobotnya yang ringan memudahkan dalam pembuatan dan pemindahan furnitur seperti lemari, rak buku, meja kecil, rangka sofa, hingga komponen internal laci. Dengan finishing yang tepat, perabotan dari Albasia dapat tampil menarik dan fungsional untuk penggunaan dalam ruangan.

 

2. Bahan Material Konstruksi

Dalam dunia konstruksi, Albasia sering dimanfaatkan untuk elemen-elemen bangunan yang bersifat ringan dan non-struktural utama. Contohnya termasuk pembuatan rangka dinding partisi (penyekat ruangan), rangka plafon, lis profil interior, hingga komponen rangka atap untuk bangunan sederhana. 

 

Selain itu, karena harganya yang relatif murah dan bobotnya yang ringan, Albasia juga sering digunakan sebagai bahan papan cor atau bekisting dalam proyek pengecoran beton, meskipun biasanya hanya untuk beberapa kali pemakaian.

 

3. Pembuatan Kertas

Serat kayu Albasia memiliki karakteristik yang cocok untuk diolah menjadi pulp (bubur kayu), yang merupakan bahan dasar pembuatan kertas. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu konsumen besar kayu Albasia, memanfaatkan laju pertumbuhannya yang cepat untuk pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

 

4. Kayu Lapis

Salah satu penggunaan paling umum dari kayu Albasia adalah sebagai bahan inti (core) dalam produksi kayu lapis (plywood) dan blockboard. Sifatnya yang ringan, stabil setelah dikeringkan, dan mudah direkatkan menjadikannya pilihan ideal untuk lapisan tengah kayu olahan ini. Kayu lapis berbahan inti Albasia banyak digunakan untuk dinding, plafon, furnitur, hingga kemasan.

 

Keunggulan Kayu Albasia

Popularitas kayu Albasia tentu tidak lepas dari berbagai keunggulan yang ditawarkannya, menjadikannya solusi menarik di tengah keterbatasan material lain.

 

1. Ringan

Ini adalah salah satu keunggulan paling menonjol dari kayu Albasia. Dengan berat jenis rata-rata sekitar 320-640 kg/m³ pada kadar air 15% (tergantung usia dan kondisi tumbuh), Albasia jauh lebih ringan dibandingkan kayu keras seperti Jati (sekitar 650-750 kg/m³) atau Merbau (sekitar 800 kg/m³). 

 

Bobot ringan ini memberikan banyak keuntungan, mulai dari kemudahan transportasi, pengangkatan, pemasangan di lokasi proyek, hingga mengurangi beban keseluruhan pada struktur bangunan.

 

2. Kekuatannya Baik

Meskipun masuk dalam kelas kuat III-IV, kayu Albasia memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang baik. Artinya, untuk bobotnya yang ringan, ia menawarkan tingkat kekuatan yang cukup memadai untuk berbagai aplikasi non-struktural berat. Selain itu, kayu ini dikenal relatif mudah dikerjakan (dipotong, diserut, dibor, dipaku, atau dilem) tanpa memerlukan peralatan khusus yang sangat kuat, sehingga mempercepat proses produksi atau konstruksi.

 

3. Pengeringannya Baik

Kayu Albasia cenderung lebih mudah dan cepat dikeringkan dibandingkan kayu-kayu yang lebih padat. Proses pengeringan, baik secara alami (air drying) maupun menggunakan oven (kiln drying), relatif tidak memakan waktu lama. Risiko cacat pengeringan seperti pecah atau melengkung juga tergolong rendah jika prosedur pengeringan dilakukan dengan benar. Setelah kering, kayu Albasia memiliki stabilitas dimensi yang cukup baik.

 

4. Tahan Rayap

Beberapa sumber menyebutkan Albasia memiliki ketahanan terhadap rayap, terutama pada kayu yang sudah matang. Namun, penting untuk dipahami bahwa ini bersifat relatif. Kelas awet III-IV menunjukkan bahwa ketahanan alaminya tidak setinggi kayu Jati atau Ulin. Kayu Albasia, terutama bagian gubalnya atau yang masih muda, tetap rentan terhadap serangan rayap tanah dan kumbang bubuk kayu kering jika tidak diawetkan atau dilindungi.

 

Kekurangan Kayu Albasia

Untuk memberikan gambaran yang seimbang, penting juga untuk mengetahui keterbatasan atau kekurangan dari kayu Albasia.

 

1. Cepat Rusak (Durabilitas Rendah)

Sebagaimana diindikasikan oleh kelas kuat dan awet III-IV, durabilitas alami kayu Albasia tergolong sedang hingga rendah. Kayu ini tidak tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem atau paparan kelembaban tinggi dalam jangka panjang jika tanpa perlindungan. 

 

Sangat tidak disarankan untuk penggunaan di luar ruangan (outdoor) tanpa pengawetan dan pelapisan (coating) yang sangat baik dan perawatan rutin. Kayu Albasia muda atau yang berkualitas rendah juga cenderung lebih mudah rusak atau lapuk.

 

2. Mudah Bereaksi (Kerentanan)

Istilah "mudah bereaksi" bisa merujuk pada beberapa hal. Pertama, kerentanannya terhadap serangan organisme perusak seperti jamur, rayap, dan kumbang bubuk kayu jika tidak diawetkan. Kedua, kemungkinannya untuk menyerap kelembaban dari lingkungan jika tidak dilindungi lapisan finishing yang memadai, yang bisa menyebabkan sedikit perubahan dimensi atau melengkung. 

 

Oleh karena itu, proteksi melalui pengawetan (jika perlu) dan finishing permukaan yang baik adalah kunci untuk menjaga kualitas dan memperpanjang umur pakai produk berbahan kayu Albasia.

 

Baca juga: RANGKA ATAP KAYU VS BAJA RINGAN, MANA YANG LEBIH BAIK?

 

Kesimpulan

Kayu albasia merupakan kayu serbaguna yang berasal dari pohon sengon dan merupakan salah satu sumber daya kayu yang berkelanjutkan. Hal ini diakibatkan kemampuan pertumbuhan kayu albasia yang sangat cepat. Kayu ini digunakan pada berbagai aplikasi, mulai dari konstruksi, furnitur, hingga pembuatan kertas.

 

Jika Anda sedang mencari bahan bangunan berkualitas untuk proyek Anda, Cek Katalog Produk BLKP untuk menemukan pilihan produk terbaik sesuai dengan kebutuhan konstruksi Anda atau Hubungi Kami Sekarang untuk mengetahui informasi lebih lanjut!



Artikel Populer

Tidak ada artikel popular.
Your Message Has Been Sent..