Baja ringan semakin populer digunakan dalam konstruksi bangunan, terutama untuk rangka atap dan struktur lainnya. Namun, ada satu pertanyaan yang sering muncul: apakah baja ringan bisa menghantarkan listrik?
Banyak orang khawatir bahwa penggunaan baja ringan dalam konstruksi dapat menimbulkan risiko tersetrum atau bahkan korsleting listrik. Dalam artikel ini, BLKP akan membahas apakah baja ringan benar-benar bisa menghantarkan listrik, bagaimana tingkat konduktivitasnya dibandingkan dengan bahan lain, serta cara menghindari risiko yang mungkin timbul.
Baca juga: 5+ CARA PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK PADA ATAP BAJA RINGAN
Sumber: Baja Ringan Vivo
Baja ringan adalah material yang umum digunakan dalam konstruksi bangunan, terutama untuk rangka atap dan struktur lainnya. Namun, banyak orang bertanya-tanya, apakah baja ringan penghantar listrik?
Untuk menjawabnya, kita perlu memahami sifat konduktivitas listrik baja ringan serta bagaimana faktor-faktor seperti lapisan coating dapat mempengaruhinya.
Secara umum, baja merupakan bahan logam yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik. Baja ringan sendiri terbuat dari campuran baja dengan unsur lain seperti seng (zinc) dan aluminium untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Karena baja termasuk dalam kategori logam, maka memiliki sifat konduktor, meskipun tingkat konduktivitasnya tidak sebaik tembaga atau aluminium.
Namun, dibandingkan dengan logam penghantar listrik utama seperti tembaga dan aluminium, baja ringan memiliki resistansi listrik yang lebih tinggi. Artinya, meskipun bisa menghantarkan listrik, baja ringan bukan pilihan utama untuk penggunaan dalam sistem kelistrikan.
Baja ringan umumnya dilapisi dengan material pelindung seperti galvalum (campuran aluminium dan seng) atau zincalume (kombinasi seng, aluminium, dan silikon). Lapisan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan baja ringan terhadap korosi dan memperpanjang masa pakainya.
Dari segi konduktivitas listrik, lapisan galvalum dan zincalume memiliki tingkat resistansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan baja itu sendiri. Hal ini berarti bahwa meskipun baja ringan secara alami dapat menghantarkan listrik, adanya lapisan pelindung dapat sedikit menghambat arus listrik yang mengalir pada permukaannya. Namun, jika lapisan tersebut tergores atau rusak, maka sifat konduktor dari baja di dalamnya tetap dapat berfungsi.
Untuk memahami lebih lanjut bagaimana baja ringan dalam menghantarkan listrik, berikut perbandingan konduktivitas listrik beberapa material umum:
Material |
Resistansi Listrik (Ohm-m) |
Tembaga |
1.68 x 10⁻⁸ |
Aluminium |
2.82 x 10⁻⁸ |
Baja |
1.59 x 10⁻⁷ |
Baja Ringan (Galvalum) |
2 x 10⁻⁷ |
Dari tabel di atas, kita bisa melihat bahwa baja ringan memiliki resistansi listrik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan material seperti tembaga dan aluminium. Artinya, baja ringan bukan pilihan utama untuk digunakan sebagai penghantar listrik, meskipun masih dapat menghantarkan arus dalam kondisi tertentu.
Baca juga: MEMAHAMI BAJA GALVANIS DAN MANFAATNYA BAGI KONSTRUKSI BANGUNAN
Sumber: Kepuh Kencana Alam
Karena baja ringan tetap memiliki sifat konduktif, penting untuk memperhatikan beberapa aspek keamanan saat menggunakannya dalam konstruksi, terutama jika berada di lingkungan yang memiliki potensi kontak dengan listrik.
Tips pertama untuk instalasi baja ringan yang lebih aman adalah saat memasang rangka baja ringan untuk atap atau konstruksi lainnya, pastikan bahwa baja ringan tidak bersinggungan langsung dengan kabel listrik. Anda dapat mengunakan isolator atau bahan pelindung untuk mencegah kontak langsung dengan arus listrik yang bisa menyebabkan korsleting atau risiko tersetrum.
Untuk meningkatkan keamanan, terutama pada bangunan yang menggunakan baja ringan dalam jumlah besar, diperlukan adanya pemasangan sistem grounding. Hal ini sangat disarankan ketika Anda menggunakan struktur baja ringan pada bangunan. Grounding berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang tidak diinginkan ke tanah sehingga mengurangi risiko sengatan listrik bagi penghuni bangunan.
Jika baja ringan digunakan di area yang sering terkena kelembaban tinggi atau dekat dengan sumber listrik, Anda bisa mempertimbangkan untuk melapisi baja ringan dengan bahan tambahan seperti cat isolatif. Ini akan membantu mengurangi kemungkinan penghantaran listrik dan meningkatkan perlindungan terhadap korosi.
Saat proses instalasi, hindari pemotongan atau pengelasan baja ringan di dekat kabel listrik yang masih aktif. Percikan api dari proses pemotongan dapat menyebabkan korsleting atau bahkan kebakaran jika mengenai instalasi listrik yang terbuka.
Jika Anda tidak memiliki pengalaman dalam pemasangan baja ringan, sebaiknya gunakan jasa profesional. Ahli instalasi akan memastikan bahwa baja ringan terpasang dengan benar dan aman dari potensi risiko listrik yang tidak diinginkan.
Baca juga: AWAS KEBAKARAN! INI TIPS MENJAGA KEAMANAN LISTRIK DI RUMAH
Baja ringan memang memiliki sifat konduktor listrik karena terbuat dari logam. Namun, daya hantar listriknya jauh lebih rendah dibandingkan dengan material seperti, tetapi tidak sebaik tembaga atau aluminium. Lapisan pelindung seperti galvalum dan zincalume juga turut menghambat konduktivitas listriknya.
Untuk memastikan keamanan saat menggunakan baja ringan dalam konstruksi, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti pemasangan isolator, sistem grounding, dan pemilihan material pelindung tambahan. Dengan begitu, risiko korsleting atau sengatan listrik akibat penggunaan baja ringan dapat diminimalkan.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika Anda sedang mencari bahan bangunan berkualitas untuk proyek Anda, Cek Katalog Produk BLKP untuk menemukan pilihan produk terbaik sesuai dengan kebutuhan konstruksi Anda atau Hubungi Kami Sekarang untuk mengetahui informasi lebih lanjut!