development
Mengenal Apa itu Flashing dan Ragam Jenis Materialnya.jpg

MENGENAL APA ITU FLASHING DAN RAGAM JENIS MATERIALNYA

Dalam dunia konstruksi, menjaga integritas struktur bangunan dari dampak cuaca adalah hal yang sangat penting. Salah satu komponen krusial yang sering diabaikan namun memiliki peran vital dalam mencegah kebocoran air adalah flashing. 

 

Dengan fungsi untuk mengarahkan air menjauh dari titik-titik sambungan yang rentan, flashing menjadi pelindung utama yang menjaga kelembapan tetap berada di luar struktur bangunan. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai apa itu flashing, serta berbagai jenis material yang digunakan untuk membuatnya.

 

Apa itu Flashing?

Flashing adalah elemen konstruksi yang berfungsi untuk mencegah kebocoran air pada area sambungan bangunan, terutama di sekitar titik-titik kritis seperti pertemuan antara dinding dan atap, ventilasi, cerobong, serta jendela atau pintu.

 

Fungsinya sangat penting dalam menjaga agar air hujan atau kelembapan tidak meresap ke dalam struktur bangunan. Material flashing biasanya terbuat dari logam tahan karat seperti aluminium, tembaga, atau baja galvanis, tetapi dapat juga dibuat dari bahan tahan air lainnya seperti karet atau plastik yang fleksibel, tergantung pada kebutuhan dan jenis bangunan.

 

Flashing biasanya dipasang di lokasi-lokasi yang rawan terhadap masuknya air, seperti sambungan atap dan dinding, sudut-sudut jendela atau pintu, serta area cerobong. Pada titik-titik tersebut, potensi bocor lebih tinggi karena air bisa merembes melalui celah-celah kecil akibat angin atau gravitasi. 

 

Flashing berfungsi dengan mengarahkan air agar mengalir ke permukaan yang lebih aman, jauh dari sambungan atau celah yang rentan. Selain itu, pemasangan flashing yang tepat membantu memperpanjang usia struktur bangunan dengan mengurangi risiko kerusakan akibat kelembapan.

 

Selain pada pertemuan dinding dan atap, flashing juga digunakan di area-area ventilasi atau skylight yang menembus atap. Pemasangan di titik-titik ini cukup rumit karena ventilasi atau skylight menciptakan celah yang lebih besar. Untuk itu, diperlukan flashing berbentuk khusus yang sesuai dengan bentuk area yang akan dilindungi. 

 

Secara keseluruhan, flashing merupakan komponen esensial yang mungkin sering terlupakan tetapi memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan dan kenyamanan sebuah bangunan. 

 

Tanpa flashing yang baik, risiko kebocoran air dan kerusakan struktural akibat kelembapan akan meningkat, yang pada akhirnya bisa menyebabkan biaya perbaikan yang mahal. Karenanya, bagi bangunan yang berada di wilayah dengan curah hujan tinggi atau kelembapan yang tinggi, penggunaan flashing sangat dianjurkan.

 

Jenis-Jenis Flashing Berdasarkan Materialnya

1. Aluminium

Aluminium adalah material flashing yang sangat populer karena ringan, tahan karat, dan mudah dipasang. Aluminium dapat dipotong dan dibentuk sesuai kebutuhan, menjadikannya pilihan yang fleksibel untuk berbagai aplikasi. Karena ketahanan terhadap korosi, aluminium sangat cocok digunakan di daerah dengan kelembapan tinggi atau curah hujan yang sering.

 

Selain itu, aluminium dapat dilapisi atau dicat untuk menyesuaikan estetika bangunan, sehingga tidak hanya fungsional tetapi juga mendukung penampilan. Lapisan cat ini juga memberikan perlindungan tambahan terhadap elemen cuaca. 

 

Di sisi lain, aluminium tidak terlalu tahan terhadap cuaca ekstrem, khususnya di wilayah bersalju yang bisa membuatnya rapuh jika tidak dipasang dengan benar. Namun, untuk banyak proyek residensial atau komersial, aluminium tetap menjadi pilihan ekonomis dan efektif untuk flashing.

 

 

2. Tembaga

Tembaga adalah salah satu material flashing paling tahan lama, terkenal karena kekuatannya dan kemampuannya menahan korosi. Selain tahan lama, tembaga juga memiliki tampilan yang estetis, dengan warna yang akan berubah menjadi hijau seiring waktu karena proses patina alami. 

 

Tembaga memiliki fleksibilitas yang baik sehingga mudah dibentuk dan dipasang di area sudut atau sambungan yang kompleks. Karena daya tahan yang tinggi, tembaga sering digunakan pada proyek-proyek bangunan komersial atau bangunan dengan nilai arsitektural tinggi. Penggunaannya juga ideal untuk wilayah dengan kondisi cuaca ekstrem karena mampu menahan suhu tinggi maupun rendah.

 

Namun, tembaga adalah material yang lebih mahal dibandingkan bahan flashing lainnya, sehingga mungkin kurang cocok untuk proyek dengan anggaran terbatas. Selain itu, karena proses patina, warnanya akan berubah seiring waktu, yang mungkin perlu diperhatikan untuk bangunan yang mengutamakan konsistensi warna pada eksterior.

 

3. Baja Galvanis

Baja galvanis adalah baja yang dilapisi dengan seng untuk melindunginya dari karat dan korosi. Material ini dikenal karena kekuatannya, menjadikannya pilihan yang baik untuk struktur yang memerlukan flashing dengan daya tahan tinggi. Baja galvanis sangat cocok untuk area yang mengalami aliran air yang deras atau daerah dengan cuaca ekstrem.

 

Kelebihan lain dari baja galvanis adalah harganya yang relatif terjangkau dibandingkan tembaga dan aluminium. Baja galvanis mudah ditemukan dan sering digunakan untuk proyek konstruksi skala besar karena biaya yang ekonomis dan daya tahan yang mumpuni. Lapisan seng memberikan perlindungan ekstra, tetapi seiring waktu, lapisan ini bisa menipis, terutama di lingkungan yang sangat lembap atau berair asin.

 

Kelemahan baja galvanis adalah potensi karat jika lapisan sengnya mulai aus atau rusak. Maka, baja galvanis perlu dipelihara dengan baik dan diperiksa secara berkala untuk memastikan lapisan perlindungan tetap utuh.

 

4. Vinil (PVC)

Vinil atau PVC merupakan pilihan flashing yang fleksibel dan tahan terhadap air, tetapi tidak sekuat logam dalam hal ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Bahan ini biasanya digunakan pada bangunan residensial atau proyek kecil yang tidak membutuhkan material dengan kekuatan tinggi. 

 

Keunggulan vinil adalah kemampuannya dalam menghadapi kelembapan tanpa risiko karat atau korosi. Selain itu, bahan ini juga ringan, fleksibel, dan tersedia dalam berbagai warna yang bisa menyesuaikan tampilan bangunan. 

 

Namun, PVC memiliki kelemahan dalam hal ketahanan terhadap suhu ekstrem. Pada suhu sangat dingin, vinil bisa menjadi rapuh dan retak, sedangkan pada suhu tinggi, material ini bisa melengkung atau meleleh. Karena itu, vinil lebih cocok digunakan di wilayah dengan iklim sedang.

 

Penutup

Dengan berbagai jenis material flashing yang tersedia, pemilihan yang tepat akan sangat bergantung pada kebutuhan spesifik proyek, kondisi lingkungan, dan anggaran yang ada. Setiap material, mulai dari aluminium yang ringan hingga tembaga yang tahan lama, menawarkan keunggulan dan kelemahan masing-masing. 

 

Mengetahui karakteristik dan manfaat dari setiap jenis flashing akan membantu Anda dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk melindungi struktur bangunan Anda dari kebocoran dan kerusakan akibat kelembapan.

 

Jika Anda membutuhkan flashing yang kuat, maka BLKP adalah pilihan paling tepat. Atap spandek yang dibuat dan diproduksi BLKP sudah terjamin kualitas dan mutunya, karena memiliki standar SNI maupun ISO. Masih ada yang ingin Anda tanyakan? Segera hubungi Tim BLKP untuk informasi lebih lanjut.

 



Artikel Populer

Tidak ada artikel popular.
Your Message Has Been Sent..